Hikmah Film 3 Idiots
Layaknya seekor binatang sirkus yang sedang dilatih dengan cambuk. Mungkin itulah yang tepat untuk menggambarkan keterpurukan dunia pendidikan saat ini. Bagaimana tidak, sistem pendidikan indonesia saat ini mengarahkan para akademisi berkompetisi memenuhi kebutuhan pasar. Sekolah dan perguruan tinggi sudah di desain untuk memenuhi lapangan kerja yang tersedia.
Ditambah pula para orang tua peserta didik yang berorientasi pada hal pragmatis. Para orang tua hanya melihat peluang yang ada, bukan mengarahkan anaknya untuk menciptakan peluang-peluang baru. Sehingga mereka memasukan anak-anaknya pada sekolah dan jurusan tertentu, agar kelak lulus terjamin kerja dan masa depannya.
Demikian adanya, sehingga para akademisi tidak lagi belajar untuk memahami ilmu secara mendalam, sebaliknya mereka hanya terfokus pada gelar, kelulusan dan nilai terbaik. Bukan hal tabu, jika sekolah maupun perguruan tinggi hanya akan melahirkan akademisi plagiat (copy paste) yang miskin analisis.
Bahwa pemicu plagiat dikarenakan para akademisi belajar dalam sistem yang demikian parahnya. Selain itu, bisa jadi mereka masuk ke perguruan tinggi bukan atas bakat dan minat mereka, melainkan desakan dan paksaan orang tua.
Itulah kritik sistem pendidikan yang disampaikan dalam film 3 Idiots. Film ini menjadi tamparan besar bagi dunia pendidikan di negara kita saat ini. “Jika seperti ini, apakah pengetahuan akan bertambah? Tidak, bahkan seekor singa sirkus akan duduk di kursi bukan karena dia pintar, tapi takut dicambuk.” Itulah kata-kata yang diucapkan Rancho (Aamir Khan), yang berperan sebagai mahasiswa genius sekaligus pemeran utama dalam film ini.
Hemat saya, untuk menghindari plagiat yang perlu ditekankan adalah memperbaiki sistem pendidikan kita. Sekolah, kampus maupun institusi pendidikan lainnya sebaiknya tidak hanya mengandalkan nilai sebagai tolak ukur kecerdasan peserta didiknya, tapi pemahaman ilmu yang menumbuhkan daya kreativitas untuk menciptakan inovasi-inovasi baru.
Film ini juga menyadarkan pada para orang tua untuk mempertimbangkan dan mengutamakan bakat dan minat anak dalam belajar. ”All is well,” kalimat sering di ucapkan oleh 3 sekawan (Rancho, Farhan dan Raju). Bahwa belajar apapun harus dilandasi rasa senang, bukan beban. Jangan berfikir bagaimana bisa sukses, tapi berpikirlah menjadi orang besar, niscaya kesuksesan akan mengikuti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar